Penebangan pohon secara liar
Pepohonan
sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Jadi, penebangan pohon harus dilakukan
secara hati-hati dan disertai dengan usaha pelestariannya. Penebangan hutan
harus disertai dengan penanaman kembali benih-benih pohon yang telah ditebang.
Benih-benih ini akan tumbuh dan dapat menggantikan pohon-pohon yang telah
ditebang. Penebangan hutan liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan
air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Hilangnya habitat dan
makhluk hidup serta musnahnya spesies hewan dan tumbuhan dapat terjadi akibat
penebangan pohon yang tidak terkendali. Ada lagi masalah yang timbul, misalnya
tanah longsor, banjir, dan kebakaran hutan.
Pelestarian
hutan Perlu dan Harus secapatnya dilaksanakan. Eksploitasi hutan yang terus
menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman
kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang
dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan
hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab
hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan
juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian semakin merebak karena untuk usaha pertanian bergeser dari lahan subur yang terus berkurang ke lahan marginal yang kurang subur (hutan), demikian pula penebangan hutan tak terkendali untuk memenuhi kebutuhan kayu baik untuk bahan bagunan, bahan perkakas rumah tangga, maupun untuk bahan bakar. Kita bisa menghitung berapa volume kayu untuk semua kebutuhan tadi, dan berapa dari luar Jawa yang masuk, dan berapa yang dihasilkan oleh Perhutani, maka akan tidak seimbang, sehingga kekurangan itu berasal dari hutan di sekitar kita sendiri, yang seharusnya kita lestarikan dan kita jaga bersama.
Dampak Penebangan Hutan Secara
Liar adalah sebagai berikut :Alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian semakin merebak karena untuk usaha pertanian bergeser dari lahan subur yang terus berkurang ke lahan marginal yang kurang subur (hutan), demikian pula penebangan hutan tak terkendali untuk memenuhi kebutuhan kayu baik untuk bahan bagunan, bahan perkakas rumah tangga, maupun untuk bahan bakar. Kita bisa menghitung berapa volume kayu untuk semua kebutuhan tadi, dan berapa dari luar Jawa yang masuk, dan berapa yang dihasilkan oleh Perhutani, maka akan tidak seimbang, sehingga kekurangan itu berasal dari hutan di sekitar kita sendiri, yang seharusnya kita lestarikan dan kita jaga bersama.
1. Hilangnya
kesuburan tanah
Ketika hutan
di babat pohon-pohonnya, hal ini mengakibatkan tanah menyerap sinar matahari
terlalu banyak sehingga menjadi sangat kering dan gersang. Hingga nutrisi dalam
tanah mudah menguap. Selain itu, hujan bisa menyapu sisa-sisa nutrisi dari
tanah. Oleh sebab itu, ketika tanah sudah kehilangan banyak nutrisi, maka
reboisasi menjadi hal yang sulit dan budidaya di lahan itu menjadi tidak
memungkinkan.
2. Turunnya
sumber daya air
Pohon sangat
berkontribusi dalam menjaga siklus air, melalui akar pohon menyerap air yang
kemudian di alirkan ke daun dan kemudian menguap dan dilepaskan ke lapisan
atmosfer. Ketika pohon-pohon ditebang dan daerah tersebut menjadi gersang,
maka tak ada lagi yang membantu tanah menyerap lebih banyak air, dengan
demikian, akhirnya menyebabkan terjadinya penurunan sumber daya air.
3. Punahnya
keaneka ragaman hayati
Meskipun
hutan hujan tropis hanya seluas 6% dari permukaan bumi, tetapi sekitar 80-90%
dari spesies ada di dalamnya. Akibat penebangan liar pohon secara
besar-besaran, ada sekitar 100 spesies hewan menurun setiap hari,
keanekaragaman hayati dari berbagai daerah hilang dalam skala besar, banyak
mahluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan telah lenyap dari muka bumi.
Upaya yang perlu dilakukan untuk
melestarikan hutan:1. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4. Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
Oleh sebab itu, kepada semua pihak yang bertanggung jawab terhadap kelestarian hutan lindung, baik Perum Perhutani, Dinas Kehutanan, maupun Pemda setempat Harus lebih aktif dalam proses pelestarian alam. Pemahaman masyarakat mengenai dampak dari penebangan hutan sangatlah kurang. Sosialisasi mengenai lingkungan hidup perlu dan harus dilakukan. Masyarakat tidak sepenuhnya memahami akibat yang akan terjadi nantinya. Upaya penanganan dan pencegahan harus segera dilakukan, mulai dari reboisasi, rehabilitasi lahan kritis, pengelolaan hutan, serta menindak tegas para pelaku penebangan liar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar